Keadilan Bukan Sama Rata

Kebanyakan orang masih menganggap bahwa adil itu sama rata, membagi sesuatu dengan bagian yang sama.
Adil itu bukan sama rata. Adil itu proporsional, adil itu mengenai menempatkan sesuatu sesuai kemampuan sesuai porsinya.
Jika kamu pikir membagi 1 buah kue menjadi 2 bagian yang sama besar untukmu dengan adikmu adalah hal yang adil, maka sebenarnya jawabannya belum tentu adil.
seperti yang aku sampaikan diatas, adil bukan soal membagi sama besar, adil mesti melihat kemampuan dan kapasitas, jika kamu pikir adikmu memiliki kapasitas yang sama untuk menghabiskan kue sebesar yang kamu bisa habiskan maka kamu salah.
Adil mesti melihat apakah adikmu sanggup menghabiskan kue tersebut, maka jawabanya bukan membagi kue menjadi 2 bagian yang sama besar.

Keadilan

Kalau menurut Albert Einstein, semua orang itu Jenius tapi jika kamu menganggap seekor ikan memiliki kemampuan yang sama seperti monyet yakni menaiki pohon maka kamu adalah seorang yang bodoh.

Einsten-Education

Maka adil memang bukan sama rata, dan jangan pernah menyamaratakan sesuatu dengan harapan menegakan keadilan.

Sayangnya masih banyak kasus terutama di Indonesia dimana orang menuntut kesamarataan dengan dalih keadilan.
*Huffftttt

Emansipasi wanita bukan untuk menuntut kesamaan melainkan untuk menempatkan wanita pada posisi yang seharusnya.
Wanita tidak perlu berdiri didalam bus saat masih ada laki-laki muda didalam bus tersebut, karena wanita memang tidak sama dan tidak bisa disamakan dengan laki-laki. Wanita hanya perlu ditempatkan, dipandang dan dihargai sesuai dengan yang seharusnya.

mazipan-signature

My Desktop My Inspiration

Pekerjaan yang berulang tiap hari sering kali membuat kita jenuh apalagi jika pekerjaan kamu adalah pekerjaan yang membutuhkan kreatifitas.
Kamu akan dituntut selalu dalam mood baik setiap hari demi mem-boost kreatifitas tersebut.
Dan tiap-tiap orang punya caranya sendiri untuk membuat baik mood-nya.
Buat saya memasang foto orang yang dicintai adalah cara efektif untuk membangkitkan semangat dalam bekerja terutama disaat lelah dan jenuh benar-benar menyerang.

Desktop Screenshoot

Lalu hal apa yang menjadi penyemangatmu dalam bekerja ???
Silahkan di-share dikolom komentar…

mazipan-signature

Cintai Sesuatunya dengan Sederhana

Sesuatu yang berlebihan pada akhirnya memang selalu tidak baik bahkan jika hal itu dilakukan dalam hal yang baik sekalipun.
Termasuk dalam hal mencintai sesuatu ataupun seseorang.
Cintailah sesuatu itu dengan biasa saja, dengan sederhana, tanpa melebihi dari batas yang seharusnya.
Mencintai dalam kesederhanaan akan mengajarkan kita bahwa sesuatu itu tidak pernah menjadi milik kita seutuhnya, ada waktunya bahwa sesuatu itu mesti hilang, pergi karena berbagai alasan.
Dengan kesederhanaan maka kita tidak akan begitu marah, sedih ataupun menyesali ketika sesuatu itu benar-benar hilang.
Sebaliknya ketika kita berlebihan dalam mencintai sesuatu maka kita akan merasa begitu sedih, benci dan marah ketika sesuatu itu hilang.

Pada hakikatnya tak ada satupun yang abadi selain Sang Pencipta (Allah), maka bisa dipastikan bahwa kepergian sesuatu hal dari sisi kita adalah sebuah keniscayaan yang pasti terjadi dan hanya tinggal menunggu kapan waktunya.

Kesederhanaan mengajarkan kesabaran menerima apa yang dimiliki, mensyukuri apa yang dipunyai, menjaga apa yang masih dipercayakan pada diri kita sebelum nantinya akan diambil kembali oleh Dzat yang mempunyai segalanya.

Harta, tahta, dan wanita adalah hal yang sering kali kita berlebihan dalam mencintainya, sehingga tidak jarang pula rasa yang kelewat berlebihan ketika kehilangan hal tersebut, namun dengan belajar mencintai dengan sederhana maka diharapkan kita juga tengah belajar untuk menerima segala kehilangan dengan rasa yang lebih ikhlas.

Pada akhirnya kesalahan dan khilaf adalah sifat dasar manusia, namun belajar adalah proses yang diharapkan bisa meminimalisir sifat tersebut terus menerus dilakukan. Maka dari itu tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar berubah ke arah yang lebih baik.

Tetap semangat dan optimis.

pernah dipublikasikan juga di : cek disini

mazipan-signature

mazipan-signature

Ketika Citamu Tidak Terwujud

Setiap anak-anak pasti pernah bermimpi, punya mimpi, cita-cita, serta segala khayalan yang kadang-kadang kesemuanya dianggap tidak masuk akal.
Apa mimpimu saat kecil ???
Menjadi polisi ? Dokter ? Guru ? Atau bahkan menjadi astronot ?
Sudahkah anda mencapai impian tersebut ???

Saya ingin berbagi sedikit kisah tentang mimpi-mimpi saya sewaktu kecil.

Saat kecil saya memiliki kekaguman yang tinggi terhadap seorang dokter. Bagi saya kecil,  dokter adalah malaikat nyata yang diturunkan Allah untuk mengobati mereka yang sakit, seorang pesuruh Allah yang ditihtakan untuk menolong mereka yang memang tengah membutuhkan.
Dan begitulah anak-anak, ketika mereka memiliki kekaguman pada seseorang maka ia pun ingin menjadi seseorang seperti ia yang dikagumi.
Menjadi dokter adalah suatu mimpi, suatu cita-cita yang meski hal itu hanya dimimpikan oleh anak kecil tapi tidak mengurangi gairah untuk mencapainya.

Pada kenyataanya tidak semua mimpi dapat dicapai atau setidaknya mudah untuk dicapai, beberapa sangat sulit dan nyaris mustahil untuk dicapai.
Dan begitulah bagi seorang saya, menjadi dokter hanya akan ada dimimpi masa kecil, tidak pernah mudah untuk mencapainya meskipun tidak pernah tertutup kemungkinan.
Namun bisa dipastikan 99,9% hal tersebut tidak akan terwujud.

Lantas 23 tahun kemudian saya sempatkan untuk kembali mengingat hal-hal yang saya impikan saat kecil untuk kemudian membandingkan dengan kenyataan yang telah terjadi.
Lantas, siapakah saya sekarang ?
Seorang dokter-kah ?
Pada saat menulis tulisan ini, bisa dipastikan bahwa saya bukanlah seorang dokter saat ini, karena sangat kecil kemungkinan ada dokter yang mau menyempatkan menulis artikel seperti ini.

Dan mengapa saya tidak menjadi dokter seperti mimpi saya waktu kecil ?

Saya akan coba menguraikan analisa saya terhadap hidup saya sendiri.

Jadi begini,
Manusia selalu mempunyai rencana-rencana dalam hidupnya, namun selalu Allah-lah yang menjadi penentu terakhir.
Begitu juga dengan mimpi saya sewaktu kecil, bagi saya itu adalah sebagian dari rencana besar saya namun penentu terakhir yaitu Allah tidak menghendakinya.

Saat sebuah rencana tidak berjalan dengan baik apa yang mesti kita lakukan ?
Tentu saja mengamati kembali rencana yang tidak berjalan tersebut, apakah ada hal yang salah ? apakah ada yang terlewat ?
Introspeksi adalah hal paling masuk akal setelah melewati kegagalan.
Ketika kita telah mengamati ulang tentang semuanya dan kita merasa tidak ada yang salah, maka hal kedua yang bisa kita lakukan adalah memikirkan berbagai kemungkinan positif mengapa Allah tidak membiarkan kita menyelesaikan rencana awal kita.

Dan Allah adalah sebaik-baiknya perencana, Allah tidak akan menjerumuskan seorang hamba melainkan ia sendiri yang menjerumuskan dirinya.

Dalam kasus saya, saya berusaha mengambil suatu kesimpulan positif tentang cerita ini.
Ketika mimpi saya untuk menjadi dokter tidak diizinkan Allah padahal bagi saya mimpi itu baik dan akan membaikkan orang lain, maka pada saat yang sama Allah menginginkan saya untuk menjadi seseorang yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain namun tidak sebagai dokter.
Allah tidak menempatkan saya di rumah sakit sebagai dokter untuk menolong orang lain, karena ternyata ada keluarga saya dirumah yang lebih membutuhkan kasih sayang dari saya.
Menjadi yang terbaik di tempat yang telah ditentukan oleh Allah adalah yang terbaik buat saya saat ini.
Setelah saya fikirkan memang disinilah tempat saya.
Bukan dirumah sakit sebagai dokter.
Disinilah saya harus jadi berguna,Disinilah saya mesti menyanyangi mereka yang juga menyanyangi saya.
Disinilah Allah telah menetapkan takdir yang membuat saya lebih bermanfaat dari sekedar dokter.

Sekian kisah ini saya cerita kan pada anda, semoga anda bisa mengambil hikmah yang terkandung didalamnya.

pernah dipublikasikan juga di : cek disini

mazipan-signature

mazipan-signature

Kisahku Mengenai Sosok Ayah

Adalah sosok pencinta keluarga yang tak pernah banyak berkata-kata, dalam diamnya menyimpan sejuta cinta bagiku dan seluruh keluarganya. Seorang pekerja keras yang rela berkotor-kotor demi member sesuap nasi bagi keluarganya di rumah.
Kecil dan hidup dalam lingkungan yang keras dan mesti berusaha melawan nasib sejak usia belia telah menempa mental sang ayah menjadi seorang petarung hidup sejati, tak pernah menyerah melawan nasib meski kadang nasib tidak selalu berada disisinya, tak pernah menyerah untuk berjuang sekuat tenaga karena ia tau semua nafas keluarganya ada dalam seberapa kerasnya ia bekerja.
Bekerja sebagai tukang cat mobil di sebuah bengkel kecil yang terletak di daerah cipinang, Jakarta timur. Telah menggeluti profesinya ini sejak aku kecil bahkan aku sudah tak ingat lagi kapan pertama kali beliau memulai profesinya tersebut. Bekerja dari pagi hingga menjelang malam, dan tidur di sebuah papan-papan kayu yang disusun menjadi sebuah bilik yang lebih cocok disebut kandang daripada tempat tidur. Tapi sekali lagi itulah beliau, tak akan menyerah hanya karena harus tidur ber-alaskan kayu.
Hari ini, melihat beliau masih bekerja dengan profesi yang sama rasanya ingin meneteskan air mata, air mata bangga, air mata terima kasih, air mata maaf atas segala tindakanku diwaktu kecil bahkan sampai nanti aku tua yang banyak mengecewakannya. Melihat beliau menggenggam sebuah amplas dan mulai menggerakkan tangan kasarnya maju mundur mengelap body mobil yang telah selesai didempul sampai halus sebelum nantinya bisa mulai dicat. Tangan kasar nan hitam melambangkan betapa selama ini ia telah berjuang terlalu keras untuk keluarganya, Otot-otot seakan ingin keluar dari tempatnya tanda bahwa terlalu sering otot tersebut mengerjakan pekerjaan berat yang seharusnya sudah mulai ditinggalkan oleh orang seusia beliau.
Hari ini, aku tak sanggup berkata-kata ketika melihat beliau mengerjakan semua pekerjaanya sendiri, seketika itu pikiranku terbang ke masa aku kecil, mengingat tangan-tangan yang aku ingat dulu tak sekasar itu menggendongku diatasnya, dengan senyuman khasnya beliau mengangkat aku dengan bangga dan seolah berkata pada dunia “Inilah anak pertamaku”. Dan seolah dunia tertunduk meng-iyakan ketika beliau mengatakan hal itu.
Berapapun cinta yang pernah aku rasakan dari berbagai wanita nyatanya tak sanggup menggantikan cinta yang diberikan oleh ayah kepadaku sampai hari ini, beliau yang pendiam dan sebenarnya tak sekalipun kudengar kata cinta keluar dari bibir hitamnya namun cintanya sungguh tak akan pernah bisa aku balas bahkan jika aku bisa mempersembahkan seluruh dunia beserta isinya untuk beliau.
Dan sebuah kata indah untuk mengakhiri tulisan ini,
“Proud to be your Son”

pernah dipublikasikan juga di : cek disini

mazipan-signature

mazipan-signature